03 April 2012

My Swing Is Back

Sebuah kekacauan bermula ketika sebulan yang lalu aku berniat untuk memantapkan pukulan pendek (chipping) agar konsisten terutama dalam hal arah dan jarak. Satu-satunya stik yang aku kuasai dan ingin aku mantapkan lagi adalah wedge cleveland 56', setelah wedge 58' titleist vokey design pensiun karena banyak mengalami kecelakaan sehingga menjadi cacat fisik dan mental.
Karena sifat berpuas diri dan malas yang kronis, aku jarang sekali membaca buku golf dan nonton kembali video David Leadbetter. Mungkin karena kebanyakan ngelamun, aku jadi mengkonstruksi sebuah pemikiran swing baru, mendobrak ajaran golf yang adiluhung dan sudah terbukti benar keabsahannya.
Maka pada suatu sore yang cerah sepulang kerja, aku ambil wedge dan sekarung bola golf dan mulai berlatih chipping di halaman rumah. Kebetulan halaman rumahku cukup luas dan ditutupi rumput yang terawat seperti fairway di lapangan golf pendopo. Jarak dari ujung ke ujung sekitar 50 m dan dikelilingi pagar bambu yang rimbun, saking rimbunnya sampai kucingpun tidak bisa menembusnya.
Inilah inti pemikiran swing-ku yang menyimpang dari kodratnya : dengan wedge 56' aku berharap bisa menggulirkan bola seperti memakai iron 7 atau 8, padahal secara alamiah bola yang terpukul dengan solid pasti akan melambung tinggi sesuai sudut loft-nya. Maka aku berkesperimen dengan menarik backswing dengan lambat seperti mau melakukan putt kemudian release dengan memutar pinggang lateral sembari melakukan transfer weight ke kaki kiri dengan lebih dini. Lama-lama aku berhasil juga menghasilkan pukulan dengan jarak dan arah yang tepat, walaupun setelah itu pinggangku jadi agak ngilu seperti berasa mau masuk angin.
Besok sorenya, dengan agak jumawa karena rasa percaya diri yang meluap-luap aku langsung mempraktekkan jurus-jurus pamungkas yang telah kuasah di halaman rumah. Hasilnya, pukulan driveku yang biasanya lurus menjadi hook seperti celurit madura. Pukulan iron-ku juga tidak jauh beda sehingga memaksaku menerabas rough dan semak belukar, harus merelakan raibnya bola titleist pro-v yang mahal dan prestisius. Saat itu sebenarnya aku sudah berpikir pasti ada yang salah dengan swing-ku. Tetapi sebenarnya yang lebih tepat adalah pemikiran swingku yang keliru, membuat swing menjadi kaku dan tidak alamiah. Untungnya itu hanyalah latihan bukannya turnamen, sehingga aku memutuskan untuk tetap mempertahankan swing-ku seperti itu sampai menyelesaikan permainan 9 hole, "just to make sure" saja.
Sore ini setelah melakukan permenungan dan kontemplasi mendalam, aku mendapat pencerahan bahwa segala sesuatu harus kembali kepada sifat alamiahnya. Dengan bersikap alamiah maka segala sesuatu akan menjadi mudah dan effortless. Langsung hasil instrospeksi aku bawa ke lapangan, memukul dua ember bola practice dengan swing yang alamiah dan hasilnya sangat melegakan dan membahagiakan. My swing is back on the top performance again...

24 November 2009

Bangkit Dari Keterpurukan

Jumat sore sepulang kerja Pak Agus tukang urut langgananku datang untuk "memperbaiki" pergelangan tangan kananku yang terkilir. Setengah jam lamanya aku harus berkeringat dingin dan meringis kesakitan saat tangan-tangan kuat Pak Agus mengurai urat-urat yang katanya terselip. Memang mau tidak mau harus aku jalani sesi pemijatan ini karena pada hari minggunya aku berencana ikut dalam Farewell Golf Tournament yang diadakan oleh Medco. Sepuluh nama dari PDGC (Pendopo Golf Club) sudah dicatat untuk ikut turnamen termasuk namaku sendiri di urutan teratas.
Sehabis diurut pergelangan tangan kananku tidak kunjung membaik, justru malah semakin sakit. Akhirnya kucoba saran dari Pak Agus untuk merendam tanganku dalam air garam yang cukup panas. Begitu kucelupkan tanganku terasa sakit dan perih persis pada bagian-bagian yang katanya terkilir. Kupaksa untuk bertahan selama setengah jam sampai tanganku keriput karena terlalu lama direndam. Tapi beberapa menit setelah selesai direndam, tanganku menjadi hangat dan mulai terasa jauh lebih baik. Semula aku tidak begitu percaya kalau dengan merendam tangan dalam air garam hangat bisa membuat rasa sakit akibat terkilir bisa membaik secepat itu, tetapi setelah tahu aku mengulanginya 3 kali lagi. Memang belum bisa menyembuhkan sepenuhnya tetapi pada hari sabtu sorenya aku bisa melakukan latihan chipping di halaman rumah kira-kira sebanyak 200 kali pukulan.
"Tiger Woods memenangi The Masters dengan menahan rasa sakit di kakinya, aku memenangi turnamen dengan menahan rasa sakit di tanganku". Ungkapan ini seolah terpatri dalam bawah sadarku sebelum maju turnamen. Memang terkesan sombong, tapi aku butuh ungkapan seperti ini untuk menambah motivasi dan menumbuhkan mental juara dalam diriku. Para sang juara dan atlet-atlet besar lainnya aku pikir juga "meng-cultivate" sikap mental yang sama dalam menghadapi sebuah pertandingan. Para trainer NLP juga mengajarkan hal yang sama pada ribuan orang yang dilatihnya.
Hari yang dinantipun tiba. Hujan yang cukup intens sejak semalam tidak menghalangi para golfer untuk memulai turnamen, karena meski gerimis masih cukup deras minggu pagi itu toh pertandingan tetap dimulai tepat waktu.
Pertama kali memukul drive di hole 1, bolaku langsung slice dan melenceng sedikit ke kanan sehingga keluar dari fairway sehingga terpaksa aku mengambil penalti. Saat itu aku masih merasakan nyeri yang cukup kuat di pergelangan tangan kananku, sehingga kontrol bola menjadi buruk. Hole 1 finish dengan double bogey. Di 4 hole berikutnya praktis tangan kananku hampir tidak berfungsi dan hanya untuk mengimbangi ayunan tangan kiri saja. Double Bogey lagi di hole 2, bogey di hole 3 dan 4, celakanya di hole 5 par 3 aku mencetak triple (double par). Sungguh sulit dipercaya karena biasanya aku dengan mudah bisa meraih par pada saat latihan hari-hari sebelumnya.
Mentalku mulai jatuh dan aku selalu menyalahkan tangan kananku yang sakit. Dalam benakku aku memikirkan bermacam-macam alasan dan terbersit keinginan untuk menyerah saja. Kalau nanti usai pertandingan ditanya kenapa main jelek aku bisa menimpakan kesalahan pada tangan kananku yang sakit. Aku akan menjawab, kalau saja kondisi tanganku tidak sakit aku pasti bisa main bagus bahkan meraih juara. Alasan demi alasan lainnya bermunculan dalam otakku.
Saat aku berjalan di fairway hole 6, aku tersadar akan kondisi mentalku yang buruk. Ini tidak boleh terjadi!!! Aku tidak boleh menyalahkan tanganku yang sakit dan mencari-cari alasan. Aku harus bermain maksimal dan tetap fokus, kalaupun aku kalah itu karena aku memang main jelek, tidak ada hubungannya dengan tangan yang sakit. Kalau kalah ya kalah saja, titik!!!
Dari sebersit kesadaran itulah aku mulai bangkit. Aku tegakkan tubuhku, aku mantapkan langkah kakiku, aku atur pernafasanku dan aku fokuskan pikiranku. Aku tahu dari buku-buku yang pernah kubaca kalau kondisi mental dan pikiran bisa distimulasi dari bagaimana cara kita bersikap, postur dan bahasa tubuh serta pernapasan. Maka aku atur ulang semua sikap-sikap itu. Berangsur-angsur pikiranku menjadi tenang, batinku menjadi hening dan waktu melambat dengan sendirinya. Second shot aku eksekusi dengan begitu solid dan bola langsung mendarat di green 3 meter dari lubang. Aku mencetak Par di hole 6 dan 7. Di dua hole berikutnya aku bermain sangat fokus dan menutupnya dengan gemilang, 2 birdie di hole 8 dan 9 sehingga total aku mencetak skor gross 42, masih 1 over dari standar handicapku. ada 9 hole kedua aku berhasil mencetak 1 birdie lagi di hole 14 dan aku bisa mencetak skor gross 39, sehingga total aku mencetak skor gross 81 dan nett 69, 2 under.
Saat menunggu pun tiba, petugas mulai menuliskan skor para golfer di papan scoreboard. Ternyata hampir semua pemain bermain jelek dan hanya segelintir saja yang bisa bermain under. Tanpa halangan aku bisa menjadi BNO (Best Nett Overall) dan hanya terpaut 3 stroke dari peraih BGO (Best Gross Overall).
Dari Turnamen ini aku dapat mengambil pelajaran berharga. Kemenangan berawal dari mental juara dan sikap positif. Mental juara ini bisa ditumbuhkan dari pikiran, kalau pikiran tidak bisa dijinakkan kita masih bisa melakukan postur dan sikap tubuh layaknya seorang juara dan nantinya pikiran dan mental akan tumbuh, mengikuti dengan sendirinya. Kalau tidak juga berhasil, kita masih bisa mengatur nafas kita. Pernafasan kita saat marah, sedih, gembira atau dalam kondisi-kondisi tertentu pasti berbeda-beda. Kita dapat mempengaruhi dan "meng-cultivate" sikap mental dan pikiran dengan mengatur nafas kita. Walaupun seandainya aku kalah saat itu aku tetap merasa sebagai juara, juara atas diriku sendiri, juara karena mampu mengalahkan sikap lemah, mental tempe dan sikap selalu ingin berdalih.

19 Oktober 2009

Taruhan

Suatu sore yang cerah dan panas di lapangan golf Pendopo, beberapa golfer dan caddy berkumpul sambil berkelakar di tee box hole 1. Diantara mereka terjadi saling ledek, saling tantang dan sesekali saling hina, tentunya dalam suasana bercanda. Walaupun sore itu cuaca sangat panas dan lembab karena nyaris tidak ada angin yang berhembus, para golfer "edan" itu sama sekali tidak menghiraukannya, perhatian mereka hanya terfokus pada hitung-hitungan berapa "poor" yang diberikan antar mereka, berapa harus bayar kalau bola masuk bunker atau air, bagaimana pembagiannya kalau ada dua orang yang sama-sama par, dan berbagai macam peraturan lainnya. Tidak ada dasar dan panduan untuk menetapkan peraturan, semua berdasarkan hasil kesepakatan dan pertengkaran serta ide-ide yang keluar dari otak mereka yang sudah terkontaminasi racun perjudian.
Dalam pertarungan sengit taruhan golf di Pendopo ini, aturan-aturan standar golf dari R&A yang dianut di Indonesia hanya menjadi urutan kesekian, apalagi teknik golf... itu tidak penting sama sekali. Kata-kata "moligen" (sebuah istilah dalam golf yang berarti memperbolehkan pemain untuk mengulang lagi pukulannya yang gagal tetapi tidak dihitung) agaknya menjadi kata-kata paling populer, dan diterapkan dengan semena-mena oleh mereka dengan penuh rasa tanpa tanggung jawab. Jika salah satu golfer melakukan pukulan yang buruk, golfer lain akan tertawa lebar dan beberapa ada yang tertawa ngakak dan setelah itu keluarlah kata-kata hinaan dan cacian. Anehnya pemain yang dihina, diejek dan diledek alih-alih merasa marah dia justru senang, ikut tertawa dan balas mencaci-maki pemain yang lain.
Memang pemain golf dengan jenis seperti mereka itu yang terpenting adalah happy, bisa saling berkumpul setiap sore bersama kawan dan sesekali terjadi pembicaraan bisnis diantara mereka. Golf selain menjadi permainan yang konon paling sulit di dunia, tetapi juga bisa diperuntukkan bagi jenis pemain seperti mereka. Tidak ada kesulitan sama sekali, yang penting setelah dipukul bolanya kedepan.
Itulah salah satu yang membuat permainan golf menjadi indah. Golf dapat dipertandingkan bagi pemain yang baru belajar maupun pemain lama, pemain bagus dan juga pemain ancur. Dalam permainan golf pemain yang satu tidak melawan pemain yang lain, melainkan masing-masing pemain melawan dirinya sendiri. Tetapi bagi para petaruh seperti mereka, filosofi permainan golf mungkin tidak pernah merasuk dalam diri mereka. Tetapi sekali lagi... itulah indahnya permainan ini, permainan golf.....

18 Oktober 2009

Kesalahan Klasik

Pak Sukardi Djasiman, rekan sekerjaku ini memang sudah sejak tahun 80-an bermain golf. Orangnya ramah, jarang marah dan low profile. Kami sering mendengar suara dan tawanya yang keras dengan intensitas yang bisa disamakan dengan jeritan Mpok Nori dari ruangan sebelah. Bersama dia, seakan tidak ada habisnya cerita dan gosip yang mengalir keluar seperti air limbah yang masuk ke sumur injeksi.
Beliau ini tipikal golfer yang tidak bisa, atau tepatnya tidak mau berubah model swingnya. Dari sejak puluhan tahun yang lalu sampai dengan sekarang, pukulannya selalu slice parah, lengkungannya mungkin hampir sama dengan lengkungan celurit madura. Setelah memukul dengan driver atau iron pasti kalau tidak berteriak dia tertawa keras, mentertawai pukulannya sendiri yang menyimpang ke kanan masuk ke semak atau pepohonan. Kemudian dia selalu melakukan analisa-analisa yang tidak berdasar dan tidak sesuai teori sama sekali. Sungguh malang memang rekan kerjaku ini, menganalisa kesalahan bagaikan seekor ikan yang mencari keberadaan air, padahal dia sedang berenang didalamnya. Tetapi terlepas dari itu semua, dia adalah seorang golfer yang menyenangkan dan tidak ada orang yang tidak senang bermain golf satu pairing dengannya.
Apakah sebenarnya sumber kesalahannya? Sewaktu aku melihatnya, hampir semua yang dilakukannya salah. Mulai dari saat dia address bola, posisi berdirinya salah : punggungnya terlalu melengkung, tangan dan lengan terlalu jauh dari badan dan kaku, lututnya terlalu ditekuk, posisi bola tidak konsisten, kaki kiri terlalu menutup, kan kepalanya terlalu menunduk. Ketika melakukan swing juga dia melakukan kesalahan besar : saat takeaway dampai full backswing dia langsung mengangkat tangan dan lengannya tinggi-tinggi sehingga siku tangan kanannya membentuk "chicken wing", saat downsing busar ayunannya dari luar ke dalam, saat finish tidak stabil dan selalu terjatuh ke depan. Hasil dari itu semua adalah terbangnya bola yang slice, berbelok ke kanan dengan begitu parah.
Seringkali aku memberi petunjuk supaya ayunan saat downswing dari dalam ke dalam, sebelumnya harus melakukan takeaway dengan benar dengan selalu menjaga agar lengan kanannya merapat di badan. Dia melakukannya sekali dan menghasilkan pukulan yang lumayan, setidaknya tidak ada slice. tetapi pada pukulan berikutnya, dia kembali lagi melakukan gaya lamanya.
Kesimpulanku adalah, kesalahan terbesar yang dilakukannya bukan pada gerakan swingnya, bukan pada posisi badannya, tetapi pada pemikirannya, kemauan dan tekadnya yang lemah untuk berubah. Sebenarnya dia tidak ingin untuk benar-benar berubah, merasa nyaman dengan kebiasaannya sejak puluhan tahun yang lalu. Apalagi aku pernah mendengarnya suatu hari berkata kalau dia bermain golf hanya untuk mencari keringat, bisa memukul kedepan jadilah, sebentar lagi pensiun jadi tidak ada gunanya lagi mengejar prestasi, dan berbagai alasan lainnya.
Hal tersebut membuatku berpikir bahwa dia tidak benar-benar menyukai golf, apalagi mencintai olah raga ini. Seseorang yang mencintai golf pasti akan berusaha melakukan yang terbaik untuk melihat bolanya terkena club dengan pukulan yang solid dan terbang dengan indahnya sesuai dengan apa yang diharapkannya. Karena kebahagiaan dan kepuasan seorang golfer adalah ketika ia melihat bolanya melambung dengan indah sesuai keinginannya, sesuai apa yang dibayangkannya, dan mendarat tidak jauh dari titik target yang dia tetapkan. Dalam melakukan putting juga demikian. Benar-benar indah dan memuaskan ketika bola menggelinding dengan arah dan kecepatan yang kita inginkan, entah apakah bolanya masuk ke lubang atau tidak. Waktu seakan melambat dan kita seakan melihat bola menggelinding dengan gerakan slow motion, apalagi ketika bola benar-benar masuk ke lubang, suara bolanya sungguh indah, sepuluh kali lebih indah dibanding saat sang kekasih hati membisikkan kata "sayang"....

21 Mei 2009

Mengenali dan Tidak Melakukannya

Anda dapat berlatih swing dari pagi sampai petang , tetapi jika anda tidak tahu bagaimana bekerja dengan pikiran anda di padang golf, pemikiran yang kurang, reaksi emosional, dan gangguan akan menjauhkan anda menyadari potensi anda. Anda memainkan permainan golf terbaik anda ketika anda benar-benar menyadari kekinian, bebas dari gangguan mental, dan bebas dari kesadaran diri dalam menganalisa secara berlebihan swing mekanik anda.
Meningkatkan mental game anta mencakup dua langkah : Langkah pertama adalah mengenali. Anda perlu untuk menumbuhkan kesadaran mengenai apa permasalahan sesungguhnya. Biasanya hal itu bukanlah sesuatu yang hilang. Melainkan, sesuatu yang sedang berjalan. Sekali anda menemukan sumber gangguan, langkah kedua adalah tidak melakukannya.
Jalan paling simpel untuk mengubah kebiasaan adalah dengan memperhatikan seberapa sering anda terpengaruh dalam kebiasaan dan membuatnya menjadi keinginan yang kukuh untuk melakukannya semakin sedikit setiap hari.

19 Mei 2009

Hitunglah Hanya Yang Terbaik

Mereka berkata bahwa atlet-atlet terbaik mempunyai ingatan yang lama terhadap kesuksesan dan mempunyai ingatan yang pendek terhadap kegagalannya. Suatu ketika, saat Jack Nicklaus ditanya bagaimana memperbaiki pukulan shank, dia menjawab bahwa dia tidak akan tahu karena dia tidak pernah melakukannya. Seseorang yang berada dalam audiensi mengklaim bahwa dia melihatnya melakukan pukulan shank, tetapi Jack tetap kukuh pada keyakinannya bahwa hal itu tidak pernah terjadi.
Permainan anda akan meningkat jika anda lebih memikirkan kesuksesan dan memberi lebih sedikit perhatian pada kesalahan. Ambillah lebih banyak waktu untuk mengapresiasi pukulan yang bagus yang terbang menuju target dan berhenti di tempat yang anda rencanakan. Hal ini akan menanamkan gambaran yang positif di pikiran anda dan membantu anda membangun kepercayaan diri.
Setelah anda mekalukan satu putaran, abaikan gambaran ulang tentang apa yang salah dan apa yang mungkin akan terjadi. Melainkan, ambil waktu untuk mereview keputusan yang baik dan pukulan bagus yang anda lakukan. Lakukan hal ini dengan cukup sering dan hal-hal yang baik akan menjadi semua hal yang anda ingat.
Jika anda seorang pemula atau seorang dengan handicap tinggi, anda sebaiknya menggunakan sistem skor khusus : hitunglah hanya pukulan yang anda sukai. Beri diri anda nilai dan buatlah menjadi keinginan untuk mendapat nilai lebih tiap kali anda bermain.

18 Mei 2009

Siapa Yang Mengontrol

Pernahkah anda memukul saat anda merasa bahwa anda tidak benar-benar mengarahkan swing anda, tidak mencoba melakukannya dengan cara yang khusus? Hasilnya biasanya justru sangat bagus dan mengejutkan.
Rasanya seperti anda berada diluar kontrol, tetapi itu karena anda terbiasa untuk mengontrol swing anda dengan pikiran anda. Kenyataannya, anda tidak pernah kehilangan kontrol - anda hanya mentransfernya pada pikiran bawah sadar anda. Anda telah keluar dari jalan anda, yang mana akan membuat anda memainkan permainan golf terbaik anda.
Berikut ini adalah teknik untuk secara sadar mengarahkan kontrol pada pikiran bawah sadar anda. Sebelum swing, secara mental katakanlah kepada tubuh anda seperti, "Sekarang adalah saatmu," atau "OK, silakan ambil alih." Tindakan itu adalah sinyal pada pikiran untuk pergi, membiarkan pikiran bawah sadar untuk menuntun tubuh untuk mengayunkan club tanpa gangguan pikiran sadar. Ketika anda melakukannya, swing terbaik yang tubuh anda ketahui untuk melakukannya akan muncul waktu demi waktu.
Untuk mendapatkan yang terbaik dari game anda, rencanakan dengan kepala anda tetapi bermainlah dari hati anda.

13 Mei 2009

Penerimaan Sebelumnya...

Gangguan terbesar dalam melakukan swing yang bebas adalah ketakutan akan hasil yang tidak diinginkan. Mau menerima apapun hasil dari pukulan yang telah dilakukan, dan merasa bahwa anda dapat menghandel apapun akibatnya dan konsekuansinya, menghilangkan gangguan yang datang dari ketakutan. Untuk menghilangkan gangguan ini, anda harus mau menerima apapun hasil yang dihasilkan dari sebuah pukulan, dan siap dengan apapun yang dibutuhkan pada pukulan berikutnya.
Penerimaan sebelumnya dari sebuah hasil sungguh penting karena golf adalah permainan prosentase. Apabila anda berpikir kecil kemungkinan yang anda miliki untuk mengeksekusi sebuah pukulan dengan baik, akan lebih sulit bagi anda untuk melakukan swing dengan bebas.
Ben Hogan pernah mengatakan bahwa ia menganggap adalah sebuah putaran yang baik dalam golf jika ia dapat memukul tiga kali pukulan persis seperti yang ia harapkan. Ia paham bahwa golf merupakan permainan yang lebih pada melakukan kesalahan daripada kesempurnaan. Itulah mengapa pemain profesional top mengatakan bahwa mereka sering memenangkan turnamen ketika mereka melalukan kesalahan-kesalahan yang lebih baik. Anda dapat mencetak skor yang bagus dengan kesalahan-kesalahan yang baik. Tetapi kesalahan-kesalahan anda tidak akan menjadi begitu baik jika anda tidak berkomitmen pada pukulan-pukulan anda.
Sebelum anda melakukan setup pada bola, lakukan yang terbaik untuk menjadi optimis dan berkomitmen pada pukulan anda, sementara itu harus pula bersikap realistis tentang kemungkinan akan hasil yang akan terjadi. Dengan mindset seperti itu anda akan dapat melakukan pukulan dengan lebih baik, bahkan ketika pukulan itu hasilnya tidak sempurna.

Mental Game Para Juara

Apa yang membedakan para juara dengan pemain biasa adalah mental game. Kekuatan mental terdalam para juara adalah Kepercayaan Diri. Ini bukan hanya bersifat sementara, kepercayaan diri sesaat yang menghilang ketika mereka tidak bermain baik. Mereka percaya pada dirinya dan pada kemampuannya terlepas dari lingkungan sekitarnya : Kepercayaan diri mereka adalah unconditional.
Kepercayaan diri unconditional membutuhkan perspektif yang jauh, bebas dari hasil-hasil sesaat. Semakin lebar perspektif yang kita miliki, semakin baik kita dapat menanggulangi naik turunnya permainan dalam satu babak, sebuah turnamen atau sebuah musim kompetisi. Kita dapat menghandel kesulitan-kesulitan dengan tegar dan dapat menerima kesuksesan dengan kerendahan hati. Bermain dengan tanpa rasa takut adalah ekspresi dari kepercayaan diri sejati.
Ketika anda berjuang dengan swing atau short game anda, refleksikan momen ketika anda memainkan permainan terbaik anda. Ketahuilah bahwa anda tidak pernah kehilangan kemampuan anda, melainkan hanya tersembunyi saja - biasanya karena terlalu banyak komplikasi. Kembalilah pada beberapa kunci sederhana untuk swing dan putting stroke anda. Jangan pernah berhenti mempercayai diri anda sendiri, dan anda akan menemukan jalan anda kembali untuk memainkan permainan terbaik anda.

15 April 2009

Hokiku Hilang

Dalam turnamen terakhir di Pendopo awal april yang lalu, aku bermain dengan hasil akhir nett 79... Sebuah skor yang cukup menjijikkan, tapi mengingat aku sudah sebulan penuh tidak main golf karena kesibukan kerja di luar kota, skor ini dapat dimaklumi. Sebuah pembenaran yang sia-sia :(
Sialnya lagi pada saat pembagian door prize, aku tidak mendapat hadiah satupun. Sungguh tragis nasibku... Tapi itulah golf. Sama seperti di kehidupan dunia nyata, bagai roda pedati kadang di atas kadang di bawah, dan ketika di bawah pedatinya macet hiks... hiks...