28 Januari 2008

Panas.. panas.. panas, badan ini

Petikan lagu Gigi ini cocok sekali menggambarkan kondisiku saat mengikuti turnamen pisah sambut kapolres Muara Enim lama dengan yang baru di lapangan golf PT Bukit Asam, Tanjung Enim (Minggu, 27 Januari 2008). Bagaimana tidak, kami harus bermain di lapangan golf yang terletak di kawasan perbukitan tambang batubara, dimana hawa panas menyerang dari bawah dan atas. Dari atas adalah teriknya sinar matahari yang menerpa langsung wajah dan badan kami yang terasa lebih panas beberapa derajat karena letaknya yang tinggi. Dari bawah adalah radiasi panas lapisan batubara yang dipancarkan dari balik rerumputan fairway. Benar-benar situasi yang cukup berat, ditambah lagi dengan kontur lapangan yang naik-turun bukit dan lembah, menambah terkurasnya nafas dan gempornya kaki.
Setelah bermain disana, aku menyimpulkan bahwa lapangan ini tidak didesain dengan baik, terutama perencanaannya. Desain lapangan ini hanya mengikuti bentuk dari alam perbukitan yang sudah ada, dengan tambahan variasi disana-sini seperti bunker, pagar dan kolam sebagi water hazzard. Banyak tee box yang tersembunyi dan letaknya tidak masuk akal, ditambah lagi dengan kondisinya yang bergelombang dan berumput tebal, sehingga pemain tidak dapat melakukan pukulan drive dengan baik.
Kondisi fairway adalah yang paling memprihatinkan, dengan rumput yang tumbuh tidak merata dan kondisi tanah yang bergelombang karena seringnya longsor tergerus air. Kondisi ini menyebabkan adanya peraturan setempat yang memperbolehkan pemain untuk mendrop bola apabila terletak di fairway yang rusak, seperti di atas tanah tak berumput, kondisi rusak, becek, dll. Hal ini sering dimanfaatkan oleh pemain yang "curang" untuk mendrop bola walaupun posisi bolanya berada di fairway yang tidak rusak.
Mengenai permainanku sendiri, rusak berat dengan skor yang "morat-marit". Kondisi fisikku juga kurang mendukung karena malamnya aku tidur terlalu larut, dan paginya tidak sempat sarapan. Baru bermain 4 hole, aku sudah merasa pusing, sakit kepala dan bahu pegal-pegal akibat kurang tidur. Ditambah lagi aku belum selesai memperbaiki teknik swing-ku yang selama ini salah, aku belum terbiasa menggunakan teknik baru yang baru beberapa hari kulatih. Akhirnya aku menyelesaikan permainan dengan skor 49-49 (over 14), dan pemain-pemain yang lainpun tidak kalah hancurnya, terbukti dengan juara 1 yang hanya meraih skor 76 Nett.
Ini merupakan pengalaman pertamaku bermain di lapangan golf PT Bukit Asam, Tanjung Enim. Jika tidak ada turnamen yang sangat besar, sepertinya aku tidak akan mau lagi untuk bermain disana...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Teilweise ziemlich verwirrend!